Selasa, 31 Maret 2009

MEMBENTUK SIKAP DAN PERILAKU BUDI PEKERTI MELALUI KEGIATAN BERMAIN Di TAMAN KANAK-KANAK

Dalam peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1990 Bab V Pasal 9 dinyatakan bahwa, isi program kegiatan belajar pendidikan Taman Kanak-­kanak Meliputi 10 unsur pengembangan yang terdiri dari moral Pancasila, agama, disiplin, kemampuan berbahasa, daya pikir, daya cipta, perasaan/emosi, kemampuan bermasyarakat, keterampilan, dan jasmani. Selanjutnya dalam Kepmendikbud RI Nomor 0436/U/1992 Bab V Pasal 7 Ayat (1) dan (2) dijelaskan bahwa, isi program kegiatan belajar Taman Kanak-kanak dipadukan dalam satu program kegiatan belajar yang utuh, mencakup Program Kegiatan Belajar dalam rangka pembentukan perilaku melalui pembiasaan, dan Program Kegiatan Belajar dalam rangka pengembangan kemampuan dasar.
Dalam Kepmendikbud RI Nomor 0125/U/1994 sebagaimana telah diubah dengan. Kepmendikbud RI Nomor 002/U/1995 tentang Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak dijelaskan bahwa, program pembentukan perilaku merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari anak di TK, sehingga menjadi kebiasaan yang baik. Pembentukan perilaku melalui pembiasaan tersebut meliputi moral, agama, perasaan/ emosi, kemampuan bermasyarakat, dan disiplin.
Kemudian dalam konstitusi terakhir tentang pendidikan yakni, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mengamanatkan melalui penjelasan Pasa 128 Ayat (3} bahwa, Taman Kanak-kanak menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi diri sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik.
Sejalan dengan uraian tersebut di atas dan sejalan dengan tekad pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berakhlak, berbudi pekerti luhur, dan berdisiplin yang tinggi, maka sejak usia dini anak harus sudah dibiasakan untuk berperilaku baik dan berdisiplin sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh agama, pemerintah, dan masyarakat pada umumnya.
Penanaman sikap dan perilaku budi pekerti bagi anak usia TK harus disesuaikan dengan tingkaf perkembangan jasmani dan emosional anak. Anak usia TK tidak sama dengan orang dewasa. Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk miniatur. Oleh karena itu penanaman sikap dan perilaku budi pekerti harus sesuai dengan dunia anak, yaitu dunia bermain dan fantasi.

Ruang Lingkup
Cakupan pembahasan masalah ini terbatas pada cara guru dalam menanamkan sikap dan perilaku budi pekerti melalui kegiatan bermain di Taman Kanak-kanak. Kegiatan bermain yang dimaksud adalah kegiatan yang dilaksanakan di dalam kelas maupun di luar kelas.

Tujuan dan Manfaat

Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari pembentukan sikap dan perilaku budi pekerti melalui kegiatan bermain di TK adalah untuk mempersiapkan anak sedini mungkin dalam mengembangkan sikap dan perilaku yang didasari oleh nilai-nilai agama dan moral Pancasila, sehingga dapat hidup sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat.

Manfaat
Adapun manfaat pembentukan perilaku melalui kegiatan bermain di TK adalah:
-Membantu anak- agar menjadi pribadi yang matang dan mandiri.
-Menanamkan sikap dan perilaku budi pekerti yang baik.
-Sebagai wahana untuk terciptanya situasi pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan sesuai dengan tingkaf perkembangan anak usia TK.

PEMBAHASAN
Pengembangan Sudut dan Area Kegiatan bermain yang diharapkan dapat menanamkan sikap dan perilaku budi pekerti anak, dilaksanakan baik di dalam maupun di luar kelas. Alat permainan di kelas hendaknya disusun sedemikian rupa, sehingga benar-benar dapat merangsang terhadap perkembangan intelektual, jasmani, emosional dan sosial anak. Oleh karena itu sudut-sudut kegiatan yang permanen seperti sudut keluarga, sudut ketuhanan, sudut pembangunan, sudut alam sekitar, dan sudut kebudayaan perlu dilengkapi dengan alat-alat permainan.
Selain lima sudut sebagai tersebut di atas, TK dapat mengembangkan sepuluh sentra/area untuk mendukung kegiatan bermain anak, yang pada akhimya diharapkan dapat membentuk sikap dan perilaku budi pekerti anak. Kesepuluh sentra/area itu antara lain (1) area baca, (2) area tulis, (3) area berhitung, (4) area seni, (5) area sains, (6) area balok, (7) area memasak, (8) area sosiodrama, (9) area alam terbuka, dan (10) area pasir dan air.

Syarat-syarat Permainan
Berbagai alat permainan yang harus ada dalam lima sudut pengembangan atau pun yang harus ada dalam sepuluh area/ sentra harus memenuhi berbagai persyaratan sebagai berikut:
- Alat bermain harus sesuai dengan tingkat umur, kemampuan, dan kesanggupan anak.
- Alat bermain harus menghidupkan atau merangsang aktiviias individu anak.
- Alat bermain sebaiknya yang mudah diubah atau dibentuk oleh anak didik.
- Alat bermain sebaiknya agak tahan lama, tidak mudah rusak apabila dipergunakan oleh anak.
- Alat bermain harus mempunyai makna dalam perkembangan moral, emosional, sikap sosial, dan budi pekerti anak. Jadi bukan hanya untuk sekedar membuat senang bagi anak didik.

Prinsip-prinsip Pelaksanaan
Dalam melaksanakan kegiatan bermain untuk pembentukan sikap dan perilaku budi pekerti hendaknya memperhatikan prinsip­prinsip sebagai berikut:
J
Guru menciptakan hubungan yang baik dan akrab, sehingga tidak ada kesan bahwa guru adalah figur yang menakutkan bagi anak.
Guru senantiasa bersikap dan bertingkah laku yang dapat dijadikan contoh/teladan bagi anak. Memberikan kesempatan kepada anak untuk membedakan dan memilih mana perilaku yang baikdan mana yang tidak baik. Guru sebagai pembimbing hanya mengarahkan dan menjelaskan akibat­akibatnya.
Dalam memberikan tugas kepada anak, agar diusahakan berupa ajakan dan perintah dengan bahasa yang halus dan baik.
Agar anak mau berperilaku sesuai yang diharapkan, guru memberikan rangsangan atau motivasi dan bukan paksaan.
Apabila ada anak yang berperilaku berlebihan, hendaknya guru mengendalikan tanpa emosi. Terhadap anak yang menunjukkan perilaku bermasalah, peran guru adalah sebagai pembimbing dan bukan penghukum. Pelaksanaan pembentukan sikap dan perilaku budi pekerti bersifat luwes/flek­sibel/kenyal/tidak kaku.

Bentuk Pelakasanaaan Permainan
Pelaksanaan permainan dalam rangka pembentukan sikap dan perilaku budi pekerti di taman Kanak-kanak dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Kegiatan Permainan Rutin
Kegiatan permainan rutin dapat dilakukan anak setiap hari, misalnya permainan yang dilakukan sebelum bel pelajaran dimulai atau sesudah jam istirahat. Berbagai permainan yang dapat dilakukan anak pada dua kesempatan ini antara lain; main ayunan, main jungkat-jungkit, main luncuran, dan berbagai macam permainan yang memungkinkan. Hampir di setiap lembaga TK alat permainan ini biasanya tidak lengkap dan tidak mencukupi untuk semua siswa. Untuk itu anak harus bermain secara giliran. Dalam kondisi seperti anak akan terlatih dan terbiasa dalam hal: sabar menunggu giliran, tenggang rasa terhadap keadaan orang lain, mau mengantri; tolong menolong sesama teman, dan berbagai perilaku positif lainnya.

Kegiatan Permainan Spontan
Kegiatan permainan spontan merupakan kegiatan permainan yang dilaksanakan kapan dan di mana saja tanpa direncanakan sebelumnya. Dalam permainan spontan ini jika seorang guru mengetahui salah seorang anak didiknya melakukan sikap-sikap yang kurang baik, maka guru dapat memberikan secara spontan pula pengertian dan diberitahu bagaimana sikap dan perilaku yang baik. Kegiatan spontan ini tidak saja berkaitan dengan perilaku yang tidak baik/negatif, tetapi pada sikap dan perilaku yang positif pun perlu ditanggapi oleh guru, sebagai penguat bahwa sikap.dan perilaku tersebut sudah baik dan perlu dipertahankan, sehingga dapat pula dijadikan teladan bagi teman-temannya.

Kegiatan Permainan yang Direncanakan
Kegiatan permainan yang direncanakan (terprogram) yaitu kegiatan bermain yang pada pelaksanaannya terlebih dahulu diawali dengan adanya perencanaan atau program dari guru yang tertuang dalam Satuan Kegiatan Harian (SKH). Kegiatan Permainan terprogram ini misalnya bermain di bak pasir, bermain balok-balok, dan berbagai permainan yang sesuai dengan perkembangan fisik, jasmani, dan emosional anak.
Dalam bermain di bak pasir atau bermain balok-balok, banyak sekali nilai­-nilai dan sikap, serta perilaku budi pekerti yang dapat ditanamkan pada anak. Sikap dan perilaku budi pekerti itu antara lain bergotong royong sesama teman, menghargai orang lain, mengucapkan terima kasih, mengendalikan emosi, meminta tolong dengan baik, menyimpan alat permainan setelah digunakan, berlatih tertib dan patuh pada peraturan, dan berbagai sikap positif lainnya.

Memberi Penguatan
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk mempertahankan sikap dan perilaku budi pekerti anak yang sudah sesuai dengan norma-norma agama, masyarakat, dan bangsa; ant:ara lain (1) menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, sehingga anak betah dan merasa aman untuk belajar, (2) dengan memberi hadiah atau penghargaan, baik berupa kata-kata, dalam bentuk mimik dan ekspresi, memberi sentuhan, mernberi simbol atau tanda bintang pada karya anak yang bagus, memberi kesempan mengikuti lomba, dan lain sebagainya.

Penilaian terhadap Perilaku Anak
Salah satu cara yang dapat dilaksanakan guru untuk menilai berhasil dan tidaknya suatu program yang direncanakan adalah adaanya penilaian. Penilaian ini merupakan salah satu upaya untuk melihat sejauh mana keberhasilan guru dalam usaha menanamkan sikap dan perilaku budi pekerti kepada anak. Hal penting yang harus mendapat penilaian adalah indikator apa yang diharapkan menjadi perilaku anak.


Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, anak dengan berbagai keunikan dan keluguannya, mempunyai dunianya sendiri yaitta dunia bermain dan fantasi. Oleh karena itu segala bentuk pembiasaan dan penanaman sikap dan perilaku budi pekerti anak TK akan lebih efektif dan efisien jika rnenggunakan sarana permainan.

Saran

BaGi Guru TK
Hendaknya guna-guru di TK lebih lebih mengedepankan fungsi sebagai scfolding bagi anak-anak, dan berusaha lebih professional dalam memberdayakan alat permainan yang ada di sekolah, baik yang ada di dalam kelas maupun yang ada di luar kelas.
Bagi Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan hendaknya mengalokasikan dana baik dari APBD atau dari APBN untuk memberi bantuan berbagai alat permainan yang dibutuhkan Taman Kanak-kanak.

Bagi Orang Tua /iswa
Orang tua siswa hendakriya memperhatikan tingkat perkembangan anak, tidak hanya secara fisik, tetapi perkembangan sikap dan perilaku, serta emosional anak juga harus mendapat perhatian yang sama demi terwujudnya generasi bangsa yang dapat dihandalkan.***

Sumber: Media No. 01 / Th. )CXXVI l Maret 2006

0 komentar:

Posting Komentar

Design by Nur Aini Visit Original Post chaya-aini.blogspot.com